Berita yang lain ?

Sabtu, 30 Agustus 2014

PEMBAHASAN JUDO

BAB II PEMBAHASAN
SEJARAH JUDO

A.    Lahirnya Judo
Judo adalah salah satu cabang beladiri yang berasal dari Jepang dan telah menjadi olahraga populer di dunia saat ini. Judo diciptakan oleh Prifesssor Jigoro Kano atau Maha Guru Kano pada tahun 1882.
Judo yang diciptakan oleh almarhum Jigoro Kano tahun 1882 disebut juga “Nippon Den Kodokkan”. Untuk menjaga timbulnya aliran judo yang baru selain ciptaan Jigoro Kano maka dalam Anggaran Dasar Internasional Judo Federation (IJF) telah dicantumkan bahwa IJF mengakui hanya diciptakan oleh Jigoro Kano sebagai judo.
Jujitsu juga disebut Yawara atau Taijutsu. Jujitsu adalah sebagai induk dari judo, sebenarnya salah satu dari Bujutsu atau seni bela diri tradisional Jepang yaitu perkelahian tangan kosong. Sumber ilmu ini berasal dari suatu aduan tenaga pada zaman kuno di Jepang.
Jigoro Kano pada usia 18 tahun ingin menjadi kuat dengan cara mempelajari dua aliran jujitsu yaitu: 1. Tenjin Shinjo Ryu, dengan berguru pada Hachinosuke Fukude dan Masatomo Iso. 2. Kito Ryu, dengan berguru pada Tsenetoshi Iikubo. Selain mempelajari kedua aliran tersebut, beliau mempelajari juga  aliran-aliran lainnya dan mengumpulkan serta menyaring bagian-bagian yang baik dari setiap aliran.
            Bertahun-tahun beliau membandingkan dengan teori-teori dan mencoba dengan praktek dan berusaha supaya dapat dilakukan sebagai pengembleng rohani dan jasmani serta latihan untuk menentukan menang atau kalah.


B.      Maksud dan tujuan judo
            Kata judo pada mulanya ditulis dengan dua huruf cina atau kanji dibaca judo. Kata judo terdiri dari dua suku kata yaitu  Ju dan Do. Ju berati kelembutan atau gentleness atau memberi jalan atau giving way dan Do berarti jalan atau cara.Jadi judo berarti cara yang lembut atau halus .
            Arti kelembutan disini ialah apabila seseorang yang lebih kuat mendorong saya dengan seluruh kekuatannya dan saya melawan dengan kekuatan saya maka tentu saya akan kalah atau jatuh.Untuk bisa mengalahkannya,saya akan mundur atau melangkah kesamping sambil menarik orang tersebut searah dengan arah dorongannya sehingga dengan demikian orang tersebut akan kehilangan keseimbangannya,pada saat itulah saya dengan mudah dapat melempar atau membanting dia dengan satu teknik lemparan.
            Dengan olahraga judo,tujuan membanting lawan hanya sebagaisalah satu cara untuk mengalahkan atau memperoleh kemenangan sesuai peraturan permainan atau pertandingan ;lahraga judo yang telah ditentukan IJF , jadi bukan untuk menyakiti,mencederai atau menghancurkan lawan.





C.    Perkembangan Judo
Nama judo tidak lain dari jujitsu yang diubah.beliau berpendapat bahwa jujitsu dari dahulu kala tidak lebih dari satu bujutsu yang hanya melatih cara semacam penyerangn atau perlindungan saja. Tetapi judo yang disempurnakan dari jujitsu,walaupun bentuk randori dari kata serupa dalam cara latihan jujitsu tetapi yang menadi tujuan pokok atau utama judo ialah “Jalan Kebajikan“. Maka untuk mengembangkan Do daripada jutsu (teknik)maka beliau memberi nam Judo. Dan Dojo tempat berlatih judo diberi nama Kodokan.
Arti Kodokan adalah panti yang menggembleng jasmani dan rohani melalui latihan judo supaya nantinya dapat menjadi manusia yang dapat mendarma baktikan dirinya untuk masyarakat dan dunia .
Pada waktu Jigoro Kano berumur 23 tahun ,beliau mulai mengajarkan judo dan murid pertamanya hanya 9 orang .Tempat berlatih yang diberi nama Kodokan Judo didirikan di Eisyoji,Kitainari Shintaya di Tokyo dengan dojo yang terdiri hanya 12 lembara tatami.Sejalan dengan perkembangan dojo yang dari hari ke hari muridnya brtambah banyak serta kemahiran murid – muridnya juga sangat maju dan memperlohatkan prestasi yang tinggi dalam pertandinga –pertandingan .     
Kehadiran judo sebagai bela diri baru, mengakibatkan banyak jago – jago atau pendekar – pendekar jujitsu yang kurang senag dan menantang murid – murid Jigoro Kano untuk bertanding atau duel. Pada suatu hari ajakan jago – jago jujitsu diterima oleh pejudo – pejudo Jigoro Kano antara lain Shiro Saigo dan sakujiro Yokoyama untuk bertanding atau duel dan hasilnya dimenangkan oleh para pejudo.Sejak pristiwa tersebut kehadiran judo mulai diakui,judo dan juitsu menjadi bersatu dan saling menghormati.
Pada tahun 1911,Jigoro Kano mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang dan terpilih menjadi ketua, kemudian dipilih lagi menjadi pengurus IOC.Beliau sering mengunjungi Eropa dan Amerika dan pada setiap kesempatan ia memperkenalkan Judo diberbagai negara. Murid – murid beliau juga banyak yang berjasa mengembangkan Judo keberbagai negara sehingga tidak ada lagi yang tidak mengenal  Judo di dunia.
Di Jepang Judo dipelajari disekolah – sekolah kemudian menadi mata pelajaran. Judo juga dipelajari di Sekolah Polisi sebagai salah satu pendidikan untuk melatih fisik,mental dan beladiri.

D.    Olahraga Judo di Indonesia
Judo mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai menjajah Indonesia . Pada hari – hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo dilingkungan asramanya. Lama kelamaan mereka bergaul dan bersahabat dengan orang – orang Indonesia dan mengajak berlatih judo. Karena tempat latihan adanya hanya dilingkungan asrama tentara Jepang, teman yang diajak belajar judo betul – betul selektif, jangan sampai membahayakan mereka.
Pada tahun 1949 berdiri perkumpulan judo peertama di Jakarta bernama  “Jigoro Kano Kwai “ yang dipimpin oleh J.D. Schilder (orang Belanda ).Perkumpulan tersebut berlatih di Gedung YMCA ,Jalan Nusantara ,Jakarta.Anggota perkumpulan judo terdiri dari berbagai lapisan antara lain pelajar,mahasiswa,umum,ABRI,anak – anak,dewasa,pria dan wanita.Selain belajar judo mereka juga belajar jujitsu.
Tahun 1951 berdiri pula perkumpulan judo di kota Medan yang dipimpin oleh orang Jepang bernama Moriwa Wada,tingkatan judo dan 4 dengan nama perkumpulan Jigoro Kano Kwai Medan. Di Surabaya berdiri pila perkumpulan yang dipimpin oleh Soichi Makino dengan nama Indonesia Umar  (Dan V )kemudian dilanjutkan oleh G.W.Pantow.
Pada tanggal 20 Mei 1955 di Bandung ,didirikan  perkumpulan judo yang diberi nama Judo Institut Bandung (J|IB )oleh Letkol.TNI.abbas Soeriadinata,Mayor TNI.Uluk Wartadiredja,Letkol TNI.D. Pudarto, Pouw Tek Siang dengan pelatih T. Oki Supriadi (Jepang ).
Tahun 1955 tepatnya pada tanggal 25 Desember 1955,dibentuk organisasi judo Indonesia yang diberi nama Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI ),sebagai organisasi judo tertinggi di Indonesia yang mengatur atau mengelola kegiatan judo secara Nasional dan Internasional. Pada tahun itu juga PJSI telah diakui oleh Komite Olympiade Indonesia sebagai Top Organisasi Judo Indonesia.

1.1             Teknik dasar Judo
Tujuan utama dari Judo adalah mengembangkan falsafah jiwa. Prof.Jigoro Kano yang menerangkan bahwa “seseorang yang bergabung dalam suatu kelompok bangsa harus bekerja sama secara damai demi tercapainya kesejahteraan masyarakat banyak. Untuk itu harus ada satu hubungan yang erat antara jiwa yang satu dengan yang lain dengan cara melakukan usaha yang terus-menerus.Untuk mencapai tujuan itu seseorang harus mengembangkan dirinya sendiri dulu agar bias bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama.Manfaat yang timbul bukan hanya bersifat ekonomis namun juga yang bersifat moriil”.
Tujuan kedua dari Judo adalah perkembangan fisik. Dalam teknik bantingan, cekikan, kuncian, patahan dan teknik-teknik baku faktor fisik sangatlah penting.Kita dapat meraih hasil yang terbaik melalui latihan tersebut.
Tujuan ketiga dari Judo adalah pembelaan diri.Melalui latihan-latihan Judo kita dapat menghindari kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan.Dengan kata lain,olah raga Judo merupakan usaha menjaga diri dari bahaya yang akan menimpa kita.
Ikhtiar untuk mencapai ketiga tujuan tersebut yaitu perkembangan spiritual,kesegaran fisik dan pembelaan fisik yang dilakukan dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tujuan yang baik tanpa melupakan bahwa kelembutan dapat mengatasi kekerasan adalah prinsip dasar olah raga Judo.
Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza).
Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza).
Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang,demikian pula pada saat latihan bebas (randori).

A.                Teknik bantingan (teknik berdiri)
o   Sapuan lutut - hiza guruma
o   Jegal dari belakang - o soto gari
o   Jegal dari depan - 'ko uchi gari
o   Sapuan samping - deashi barai
o   Bantingan paha - uchi mata
o   Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
o   Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
o   Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
o   Lemparan bahu - seoi nage
o   Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
o   Lemparan guling belakang - tomoe nage

B.  Teknik kuncian (teknik berbaring)
Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
o   Kuncian pinggang - kesa gatame
o   Kuncian bahu - kata gatame
o   Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
o   Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
o   Kuncian belakang - kataha jime
o   Kuncian kalung - okuri eri jime
o   Kuncian tangan - ude garami
o   Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame

C.  UKEMI
Ukemi secara literal bermakna “menerima (bersama dengan seluruh tubuh)”. Ukemi adalah bagian dari olah gerak seorang “uke” atau penerima tehnik. Sebagaimana praktisi aikido belajar strategi
tentang bagaimana menghadapi dan melumpuhkan serangan, maka praktisi juga belajar cara mengantisipasi bila menerima tehnik aikido, belajar strategi untuk terjatuh.
Tehnik ukemi terbagi menjadi 3 bagian besar: Mae Ukemi, Ushiro Ukemi dan Yoko Ukemi. Mae Ukemi adalah cara menyalurkan tubuh uke ketika menerima lemparan ke arah depan uke. Ushiro ukemi adalah cara menyalurkan tubuh uke ketika menerima tehnik aikido yang melemparnya ke belakang. Sedangkan yoko ukemi adalah cara menyalurkan tubuh menerima tehnik lemparan atau bantingan.
Ukemi menjadi salah ketrampilan dasar untuk memahami prinsip-prinsip berlatih aikido, sehingga semakin tinggi ketrampilan aikido seseorang, maka seharusnya semakin tinggi pula ketrampilannya dalam melakukan ukemi.
Dalam berlatih tehnik bebas atau jiyuwaza, seorang uke harus bisa dan siap untuk menerima tehnik apapun yang disalurkan kepadanya. Pada intinya, uke harus siap jatuh kapanpun, dan ia terhindar dari cidera.
Di dalam kehidupan nyata, ukemi sangat penting untuk mengajarkan bahwa orang harus bersiap untuk jatuh kapanpun, dan cepat bangun setelah jatuh. Banyak orang yang tidak siap jatuh di kehidupan nyata, sehingga ketika tertimpa masalah yang berat hingga terpuruk, mereka tiada sanggup untuk segera bangun dan membangun hidup baru.
Kita lihat di sekeliling, bagaimana masalah dikehidupan sehari-hari seperti masalah ekonomi, musibah bencana alam, ketika datang dalam sekejap saja mampu memporakporandakan segi-segi kehidupan. Sebagian orang mampu bertahan, sebagian yang lain jatuh stress.
Ukemi, lebih jauh, bukan hanya ketrampilan fisik yang perlu senantiasa diasah, namun juga mencakup aspek mental dalam menerima kejatuhan oleh karena suatu permasalahan berat.

D.  Posisi jatuh dan berguling
Menguasai posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan mengurangi ketakutan ketika dilempar oleh lawan.
a.     Jatuh ke belakang (ushiro ukemi)
Kaki disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung ke matras dengan tangan lurus di samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai untuk menahan jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu ke tubuh.

b.  Jatuh ke samping (yoko ukemi).
Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat kedua kaki satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling ke kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh lantai. Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau kiri).

c.   Jatuh ke depan (mae ukemi).
Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan diluruskan, otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua tangan dan jari kaki (lutut diangkat).
d.  Berguling ke depan (mae mawari ukemi).
Berguna pada saat dilemparkan oleh lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian dilemparkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki menjejak lantai dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya menyentuh lantai secara bersamaan.

E.   Teknik Dasar Pelanggaran
A.  Teknik Terlarang
Teknik-teknik atau waza yang berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik terlarang berjumlah 31 (32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran, pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis masing-masing.
        Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak seberapa berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika melakukannya untuk kedua kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan dengan satu koka. Beberapa tindakan yang akan mendapat peringatan:
1       Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih dari 30 detik
2       Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa izin dari juri
3       Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
4       Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan
5       Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam lawan)
6       Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
7       Menarik rambut lawan
8       Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri
       Pelanggaran kecil (chui) adalah peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko Beberapa contohnya sebagai berikut:
1         Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan
2         Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
3         Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan
       Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh pelanggaran-pelanggaran berat:
1       Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut
2       Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian membantingnya kembali
3       Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa judo.
        Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido) juga dapat dikenai sanksi ini.



1 komentar:

  1. The property has an 8,000 sq ft on line casino with 27 table video games, 70 slots, a poker room, eating 카지노사이트 places and bars, hotel, spa, and convention heart

    BalasHapus