BAB II PEMBAHASAN
SEJARAH JUDO
A. Lahirnya Judo
Judo adalah salah satu cabang
beladiri yang berasal dari Jepang dan telah menjadi olahraga populer di dunia
saat ini. Judo diciptakan oleh Prifesssor Jigoro Kano atau Maha Guru Kano pada
tahun 1882.
Judo yang diciptakan oleh
almarhum Jigoro Kano tahun 1882 disebut juga “Nippon Den Kodokkan”. Untuk
menjaga timbulnya aliran judo yang baru selain ciptaan Jigoro Kano maka dalam
Anggaran Dasar Internasional Judo Federation (IJF) telah dicantumkan bahwa IJF
mengakui hanya diciptakan oleh Jigoro Kano sebagai judo.
Jujitsu juga disebut Yawara
atau Taijutsu. Jujitsu adalah sebagai induk dari judo, sebenarnya salah satu
dari Bujutsu atau seni bela diri tradisional Jepang yaitu perkelahian tangan
kosong. Sumber ilmu ini berasal dari suatu aduan tenaga pada zaman kuno di
Jepang.
Jigoro Kano pada usia 18
tahun ingin menjadi kuat dengan cara mempelajari dua aliran jujitsu yaitu: 1.
Tenjin Shinjo Ryu, dengan berguru pada Hachinosuke Fukude dan Masatomo Iso. 2.
Kito Ryu, dengan berguru pada Tsenetoshi Iikubo. Selain mempelajari kedua
aliran tersebut, beliau mempelajari juga
aliran-aliran lainnya dan mengumpulkan serta menyaring bagian-bagian
yang baik dari setiap aliran.
Bertahun-tahun beliau membandingkan
dengan teori-teori dan mencoba dengan praktek dan berusaha supaya dapat
dilakukan sebagai pengembleng rohani dan jasmani serta latihan untuk menentukan
menang atau kalah.
B. Maksud dan tujuan judo
Kata judo pada mulanya ditulis
dengan dua huruf cina atau kanji dibaca judo. Kata judo terdiri dari dua suku
kata yaitu Ju dan Do. Ju berati
kelembutan atau gentleness atau memberi jalan atau giving way dan Do berarti
jalan atau cara.Jadi judo berarti cara yang lembut atau halus .
Arti kelembutan disini ialah
apabila seseorang yang lebih kuat mendorong saya dengan seluruh kekuatannya dan
saya melawan dengan kekuatan saya maka tentu saya akan kalah atau jatuh.Untuk
bisa mengalahkannya,saya akan mundur atau melangkah kesamping sambil menarik
orang tersebut searah dengan arah dorongannya sehingga dengan demikian orang
tersebut akan kehilangan keseimbangannya,pada saat itulah saya dengan mudah
dapat melempar atau membanting dia dengan satu teknik lemparan.
Dengan olahraga judo,tujuan
membanting lawan hanya sebagaisalah satu cara untuk mengalahkan atau memperoleh
kemenangan sesuai peraturan permainan atau pertandingan ;lahraga judo yang
telah ditentukan IJF , jadi bukan untuk menyakiti,mencederai atau menghancurkan
lawan.
C. Perkembangan Judo
Nama judo tidak lain dari
jujitsu yang diubah.beliau berpendapat bahwa jujitsu dari dahulu kala tidak
lebih dari satu bujutsu yang hanya melatih cara semacam penyerangn atau
perlindungan saja. Tetapi judo yang disempurnakan dari jujitsu,walaupun bentuk
randori dari kata serupa dalam cara latihan jujitsu tetapi yang menadi tujuan
pokok atau utama judo ialah “Jalan Kebajikan“. Maka untuk mengembangkan Do
daripada jutsu (teknik)maka beliau memberi nam Judo. Dan Dojo tempat berlatih
judo diberi nama Kodokan.
Arti Kodokan adalah panti
yang menggembleng jasmani dan rohani melalui latihan judo supaya nantinya dapat
menjadi manusia yang dapat mendarma baktikan dirinya untuk masyarakat dan dunia
.
Pada waktu Jigoro Kano
berumur 23 tahun ,beliau mulai mengajarkan judo dan murid pertamanya hanya 9
orang .Tempat berlatih yang diberi nama Kodokan Judo didirikan di
Eisyoji,Kitainari Shintaya di Tokyo dengan dojo yang terdiri hanya 12 lembara
tatami.Sejalan dengan perkembangan dojo yang dari hari ke hari muridnya
brtambah banyak serta kemahiran murid – muridnya juga sangat maju dan
memperlohatkan prestasi yang tinggi dalam pertandinga –pertandingan .
Kehadiran judo sebagai bela
diri baru, mengakibatkan banyak jago – jago atau pendekar – pendekar jujitsu
yang kurang senag dan menantang murid – murid Jigoro Kano untuk bertanding atau
duel. Pada suatu hari ajakan jago – jago jujitsu diterima oleh pejudo – pejudo
Jigoro Kano antara lain Shiro Saigo dan sakujiro Yokoyama untuk bertanding atau
duel dan hasilnya dimenangkan oleh para pejudo.Sejak pristiwa tersebut
kehadiran judo mulai diakui,judo dan juitsu menjadi bersatu dan saling
menghormati.
Pada tahun 1911,Jigoro Kano
mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang dan terpilih menjadi ketua,
kemudian dipilih lagi menjadi pengurus IOC.Beliau sering mengunjungi Eropa dan
Amerika dan pada setiap kesempatan ia memperkenalkan Judo diberbagai negara.
Murid – murid beliau juga banyak yang berjasa mengembangkan Judo keberbagai
negara sehingga tidak ada lagi yang tidak mengenal Judo di dunia.
Di Jepang Judo dipelajari
disekolah – sekolah kemudian menadi mata pelajaran. Judo juga dipelajari di
Sekolah Polisi sebagai salah satu pendidikan untuk melatih fisik,mental dan
beladiri.
D. Olahraga Judo di Indonesia
Judo mulai dikenal di
Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai menjajah Indonesia .
Pada hari – hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo dilingkungan asramanya.
Lama kelamaan mereka bergaul dan bersahabat dengan orang – orang Indonesia dan
mengajak berlatih judo. Karena tempat latihan adanya hanya dilingkungan asrama
tentara Jepang, teman yang diajak belajar judo betul – betul selektif, jangan
sampai membahayakan mereka.
Pada tahun 1949 berdiri
perkumpulan judo peertama di Jakarta bernama
“Jigoro Kano Kwai “ yang dipimpin oleh J.D. Schilder (orang Belanda
).Perkumpulan tersebut berlatih di Gedung YMCA ,Jalan Nusantara
,Jakarta.Anggota perkumpulan judo terdiri dari berbagai lapisan antara lain
pelajar,mahasiswa,umum,ABRI,anak – anak,dewasa,pria dan wanita.Selain belajar
judo mereka juga belajar jujitsu.
Tahun 1951 berdiri pula
perkumpulan judo di kota Medan yang dipimpin oleh orang Jepang bernama Moriwa
Wada,tingkatan judo dan 4 dengan nama perkumpulan Jigoro Kano Kwai Medan. Di
Surabaya berdiri pila perkumpulan yang dipimpin oleh Soichi Makino dengan nama
Indonesia Umar (Dan V )kemudian
dilanjutkan oleh G.W.Pantow.
Pada tanggal 20 Mei 1955 di
Bandung ,didirikan perkumpulan judo yang
diberi nama Judo Institut Bandung (J|IB )oleh Letkol.TNI.abbas Soeriadinata,Mayor
TNI.Uluk Wartadiredja,Letkol TNI.D. Pudarto, Pouw Tek Siang dengan pelatih T.
Oki Supriadi (Jepang ).
Tahun 1955 tepatnya pada
tanggal 25 Desember 1955,dibentuk organisasi judo Indonesia yang diberi nama
Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI ),sebagai organisasi judo tertinggi di
Indonesia yang mengatur atau mengelola kegiatan judo secara Nasional dan
Internasional. Pada tahun itu juga PJSI telah diakui oleh Komite Olympiade
Indonesia sebagai Top Organisasi Judo Indonesia.
1.1
Teknik
dasar Judo
Tujuan utama dari Judo adalah
mengembangkan falsafah jiwa. Prof.Jigoro
Kano yang menerangkan bahwa “seseorang yang bergabung dalam suatu kelompok
bangsa harus bekerja sama secara damai demi tercapainya kesejahteraan masyarakat
banyak. Untuk itu harus ada satu hubungan yang erat antara
jiwa yang satu dengan yang lain dengan cara melakukan usaha yang
terus-menerus.Untuk mencapai tujuan itu seseorang harus mengembangkan dirinya
sendiri dulu agar bias bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan
bersama.Manfaat yang timbul bukan hanya bersifat ekonomis namun juga yang
bersifat moriil”.
Tujuan kedua dari Judo adalah
perkembangan fisik. Dalam teknik bantingan, cekikan, kuncian, patahan dan
teknik-teknik baku faktor fisik sangatlah penting.Kita dapat meraih hasil
yang terbaik melalui latihan tersebut.
Tujuan ketiga dari Judo adalah
pembelaan diri.Melalui latihan-latihan Judo kita dapat menghindari
kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan.Dengan kata lain,olah raga Judo merupakan
usaha menjaga diri dari bahaya yang akan menimpa kita.
Ikhtiar untuk mencapai ketiga tujuan tersebut yaitu
perkembangan spiritual,kesegaran fisik dan pembelaan fisik yang dilakukan
dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tujuan yang baik tanpa melupakan bahwa
kelembutan dapat mengatasi kekerasan adalah prinsip dasar olah raga Judo.
Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri
(sutemi waza). Teknik berdiri dibagi
lagi menjadi teknik tangan (te waza),
teknik pangkal paha (koshi waza), dan
teknik kaki (ashi waza). Teknik
menjatuhkan diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik menjatuhkan
diri ke samping (yoko sutemi waza).
Teknik kuncian judo (katame
waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae waza atau osaekomi waza),
teknik jepit (shime waza), dan teknik
sambungan (kansetsu waza).
Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan
senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan
tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang,demikian pula
pada saat latihan bebas (randori).
A.
Teknik
bantingan (teknik berdiri)
o Sapuan lutut - hiza guruma
o Jegal dari belakang - o soto gari
o Jegal dari depan - 'ko uchi gari
o Sapuan samping - deashi barai
o Bantingan paha - uchi mata
o Bantingan pangkal paha memutar - o
goshi
o Bantingan pangkal paha angkat - surikomi
goshi
o Bantingan pangkal paha sapuan - harai
goshi
o Lemparan bahu - seoi nage
o Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
o Lemparan guling belakang - tomoe nage
B. Teknik kuncian (teknik berbaring)
Teknik kuncian (katame
waza) disebut juga teknik berbaring (ne
waza) karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya
berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
o Kuncian pinggang - kesa gatame
o Kuncian bahu - kata gatame
o Kuncian empat sisi - yoko shiho
gatame
o Kuncian empat sisi atas - kami shiho
gatame
o Kuncian belakang - kataha jime
o Kuncian kalung - okuri eri jime
o Kuncian tangan - ude garami
o Kuncian tangan silang - ude hishigi
juji gatame
C. UKEMI
Ukemi secara literal bermakna “menerima (bersama dengan
seluruh tubuh)”. Ukemi adalah bagian dari olah gerak seorang “uke” atau penerima
tehnik. Sebagaimana praktisi aikido belajar strategi
tentang bagaimana menghadapi dan melumpuhkan serangan, maka praktisi juga belajar cara mengantisipasi bila menerima tehnik aikido, belajar strategi untuk terjatuh.
tentang bagaimana menghadapi dan melumpuhkan serangan, maka praktisi juga belajar cara mengantisipasi bila menerima tehnik aikido, belajar strategi untuk terjatuh.
Tehnik ukemi terbagi menjadi 3 bagian besar: Mae Ukemi, Ushiro Ukemi dan Yoko Ukemi. Mae Ukemi adalah cara menyalurkan tubuh uke ketika menerima
lemparan ke arah depan uke. Ushiro ukemi
adalah cara menyalurkan tubuh uke ketika menerima tehnik aikido yang
melemparnya ke belakang. Sedangkan yoko
ukemi adalah cara menyalurkan tubuh menerima tehnik lemparan atau
bantingan.
Ukemi menjadi salah ketrampilan dasar untuk memahami
prinsip-prinsip berlatih aikido, sehingga semakin tinggi ketrampilan aikido
seseorang, maka seharusnya semakin tinggi pula ketrampilannya dalam melakukan
ukemi.
Dalam berlatih tehnik bebas atau jiyuwaza, seorang uke
harus bisa dan siap untuk menerima tehnik apapun yang disalurkan kepadanya.
Pada intinya, uke harus siap jatuh kapanpun, dan ia terhindar dari cidera.
Di dalam kehidupan nyata, ukemi sangat penting untuk
mengajarkan bahwa orang harus bersiap untuk jatuh kapanpun, dan cepat bangun
setelah jatuh. Banyak orang yang tidak siap jatuh di kehidupan nyata, sehingga
ketika tertimpa masalah yang berat hingga terpuruk, mereka tiada sanggup untuk
segera bangun dan membangun hidup baru.
Kita lihat di sekeliling, bagaimana masalah dikehidupan
sehari-hari seperti masalah ekonomi, musibah bencana alam, ketika datang dalam
sekejap saja mampu memporakporandakan segi-segi kehidupan. Sebagian orang mampu
bertahan, sebagian yang lain jatuh stress.
Ukemi, lebih jauh, bukan hanya ketrampilan fisik yang
perlu senantiasa diasah, namun juga mencakup aspek mental dalam menerima
kejatuhan oleh karena suatu permasalahan berat.
D.
Posisi
jatuh dan berguling
Menguasai
posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri ketika dijatuhkan atau
dibanting lawan dan mengurangi ketakutan ketika dilempar oleh lawan.
a. Jatuh
ke belakang (ushiro ukemi).
Kaki
disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung ke matras dengan tangan
lurus di samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai untuk menahan jatuh.
Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu ke tubuh.
b. Jatuh
ke samping (yoko ukemi).
Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat kedua
kaki satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling ke
kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh
lantai. Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau
kiri).
c. Jatuh
ke depan (mae ukemi).
Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan
muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan
diluruskan, otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua
tangan dan jari kaki (lutut diangkat).
d. Berguling ke depan (mae mawari ukemi).
Berguna pada saat
dilemparkan oleh lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan telapak
tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian dilemparkan ke depan
dengan telapak tangan menghadap ke belakang, ini dilakukan bersamaan dengan
kedua kaki menjejak lantai dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan
hendaknya menyentuh lantai secara bersamaan.
E. Teknik Dasar Pelanggaran
A. Teknik Terlarang
Teknik-teknik atau waza yang
berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik terlarang berjumlah 31
(32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung
seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran,
pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis
masing-masing.
Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak
seberapa berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika
melakukannya untuk kedua kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan
dengan satu koka. Beberapa tindakan yang akan mendapat peringatan:
1 Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang
selama lebih dari 30 detik
2 Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa izin
dari juri
3 Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
4 Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana
lawan
5 Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit
seragam lawan)
6 Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
7 Menarik rambut lawan
8 Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama
lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri
Pelanggaran kecil (chui) adalah
peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari pelanggaran ringan.
Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko Beberapa
contohnya sebagai berikut:
1 Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang
maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan
2 Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
3 Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari
cengkeraman lawan
Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran
keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar
setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama.
Contoh pelanggaran-pelanggaran berat:
1 Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di
sikut
2 Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan
kemudian membantingnya kembali
3 Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang
bertentangan dengan jiwa judo.
Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka
didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga
membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido)
juga dapat dikenai sanksi ini.
The property has an 8,000 sq ft on line casino with 27 table video games, 70 slots, a poker room, eating 카지노사이트 places and bars, hotel, spa, and convention heart
BalasHapus